PERPISAHAN DENGAN SAHABAT SMK
ada kalanya kita berjumpa,,ada kalanya
kita berpisah...kawan,,,perpisahan bukan akhir dari
segalanya...perpisahan kita dari bangku SMK adalah langkah menuju
mimpi-mimpi yang ada di depan...semoga saat kita bertemu lagi,,kita
semua membawa mimpi-mimpi kita yang berhasil...
salam kangen buat kalian sahabatku...jangan biarkan jarak memisahkan kita...jalin komunikasi lewat jejaring sosial...
wahyudiono-always-love-you-all :) TEKNIK AUDIO VIDEO-2 ANGKATAN 2012-2014 SMK NEGERI 1 NGANJUK...SALAM IDIOTSME
kata mutiara wahyudiono
Blog ini saya buat untuk sharring dengan anda semua,tentang motivasi kehidupan.
Minggu, 27 April 2014
Kamis, 12 Desember 2013
cerita motivasi (coba-coba copas)
Pernahkah
anda mendengar cerita Pak Tua dan kereta api? Makna yang terkandung
dalam cerita ini melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi
sering kali kita lupakan begitu saja. Jika anda belum pernah
mendengarnya, maka inilah ceritanya…
Suatu ketika, seorang pak tua dengan penampilan yang cukup berwibawa
masuk ke gerabak sebuah kereta api. Pak tua tersebut terlihat cukup
tua dan berwibawa hingga siapa saja yang melihatnya pasti menaruh
hormat kepadanya. Seperti penumpang lainnya, pak tua tentu mencari
tempat duduk yang sesuai untuknya kerana kereta api akan bergerak
sebentar lagi. Dia telusuri deretan bangku demi bangku untuk mencari
tempat duduk yang kosong.
Pertama kali dia melalui bangku yang diduduki anak-anak yang asyik bermain-main
"Assalamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang atuk…", jawab mereka.
"Maaf anak-anak, adakah tempat duduk yang kosong untuk atuk?" tanya pak tua tersebut.
"Oh… sayang sekali tuk, sebenarnya kami nak membantu atuk dengan
senang hati kerana atuk adalah orang yang kami patut hormati. Akan
tetapi kami ni anak-anak yang gemar bermain, kami khuatir jika atuk akan
terganggu dengan kegaduhan kami di dalam perjalanan, atuk cari tempat
duduk lain la ye…", jawab mereka.
Maka pak tua pun pindah ke deretan bangku berikutnya… di situ dia
mendapati muda-mudi yang sedang asyik berpacaran. Mereka duduk berduaan
dengan mesra sambil sesekali melantunkan bait-bait puisi yang
romantis…
"Assalaamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, selamat datang atuk, ada yang boleh kami bantu?" kata mereka.
"Hmm… maaf adik-adik, adakah tempat kosong untuk atuk?" tanya pak tua.
"Ohh, tentu ada… akan tetapi sebagaimana yang atuk lihat, kami adalah
anak-anak muda yang sedang asyik memadu cinta… kami khuatir atuk akan
merasa risih melihat kami bermesraan di dalam perjalanan. Rasanya,
lebih baik atuk mencari tempat duduk lain saja…" jawab mereka.
Pak tua pun melanjutkan perjalanannya menyusuri gerabak kereta api
tersebut hingga dia sampai di deretan kerusi yang ditempati oleh para
pengusaha. Mereka sedang asyik membicarakan projek-projek besar yang
sedang atau akan mereka laksanakan. Sambil membentangkan kertas kerja
mereka terlibat dalam pembicaraan serius…
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh!" kata pak tua.
"Oh.. Wa’alaikumussalaam warahmatullaahi wa barakaatuh… Ada apa Pakcik?" jawab mereka.
"Maaf, bolehkah encik2 beranjak sedikit untuk memberiku tempat duduk?" pinta pak tua tersebut.
"Pakcik, sebenarnya kami berbesar hati menerima pakcik di sini… akan
tetapi pakcik lihat sendiri kami sibuk membicarakan bisnes dan usaha
kami. Kami khuatir pakcik akan terganggu dengan kesibukan kami selama di
perjalanan nanti… jadi, sebaiknya pakcik cari tempat lain saja",
jawab mereka.
Demikianlah, pak tua terus berjalan terhuyung-huyung di tengah
gerabak kereta api untuk mencari tempat duduk. Demikian seterusnya,
tiap kali dia melewati sederetan tempat duduk selalu ada saja alasan
mereka untuk menolaknya. Mereka memang menghargai pak tua itu
mengingatkan usianya yang telah lanjut dan pancaran wibawanya, akan
tetapi di hujung-hujungnya mereka tidak juga memberinya tempat.
Akhirnya, setelah menyusuri gerabak dari hujung, tibalah pak tua di
deretan kerusi terakhir… Nampak di situ sebuah keluarga duduk bersama.
Seorang ayah dengan baju jubah dan kopiahnya, si ibu dengan tudung
labuh dan busana muslimahnya dan dua orang anak mereka yang masih kecil
namun sopan-sopan.
Melihat pak tua yang nampak agak kepenatan itu, spontan si ayah berkata:
"Assalaamu’alaikum pakcik, ada yang boleh kami bantu?"
"Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wa barakaatuh, oh terima kasih banyak…", sahut pak tua.
(Belum lagi pak tua mengutarakan hajatnya, lelaki tersebut telah pun menegur):
"Muhammad, mari kamu duduk sama abi di sini, dan Ahmad, kamu beranjak
ke sebelah sana… biar pak tua duduk di sampingmu", kata Sang Ayah
kepada kedua anaknya. Mereka pun segera menuruti perintah ayahnya dan
memberikan tempat duduk kepada pak tua.
Alangkah bahagianya pak tua menerima budi baik seperti itu. Bukan
saja senang mendapat tempat duduk, akan tetapi dia lebih bahagia kerana
merasa dihormati dan dihargai oleh mereka. Kepenatannya mencari tempat
duduk selama ini hilang begitu saja kerana mendapat tempat selesa
tersebut.
Priiiit!!! Bunyi wisel tanda kereta api segera berangkat terdengar,
dan perjalanan pun dimulakan. Seperti biasa, dalam perjalanan kereta
tersebut singgah di beberapa stesen sebelum berhenti di tempat tujuan.
Dan tiap kali kereta tersebut berhenti, selalu ada penjual makanan yang
menawarkan dagangannya kepada para penumpang. ketika berhenti di stesen
pertama, terdengar suara seorang penjual yang menawarkan berbagai
makanan ringan, maka pak tua memanggilnya. Ketika orang tersebut datang,
pak tua berkata kepada keluarga yang duduk bersamanya: "Ayuh, ambil
apa saja yang kalian inginkan.. jangan malu-malu".
Maka mereka pun memesan semua makanan yang mereka suka.. lalu pak
tua mengeluarkan dompetnya dan membayar semuanya. Seluruh penumpang
terpana melihat kejadian tersebut. Mereka berbisik: "Wah, kaya juga
orang tua itu.."
Tak lama kemudian, penjual bahagian makan2 pula melewati.. seperti
biasa, mereka menawarkan menu-menu spesial seperti nasi dagang, nasi
goreng, ayam goreng dan sebagainya. Pak tua memanggilnya dan menawarkan
kepada keluarga tadi untuk memesan apa saja yang mereka inginkan.. lalu
membayar seluruhnya. Maka para penumpang lainnya makin hairan dengan
pemandangan tersebut, dan mereka mulai menyesali perbuatan mereka yang
menolak pak tua untuk duduk bersama mereka sebelumnya.
Beberapa jam kemudian, kereta api tadi singgah di stesen berikutnya.
Maka terdengarlah suara penjaja coklat yang menawarkan jualannnya.
Maka dia pun dipanggil oleh pak tua dan untuk kali ketiganya dia
menawarkan kepada keluarga tersebut untuk memilih coklat apa yang
mereka inginkan. Setelah masing-masing mengambilnya, pak tua
mengeluarkan dompetnya dan membayar seluruhnya. Para penumpang hairan
dengan pemandangan tersebut dan makin menyesal.
Akhirnya, setelah menempuh beberapa jam perjalanan, tibalah kereta
api di stesen tujuan.. namun, ada suatu hal yang tidak biasanya terjadi
di sana. Para penumpang menyaksikan ada konvoi besar yang menyambut
kedatangan kereta tersebut. Mereka melihat para pejabat dan sejumlah
pasukan siap siaga di kanan dan kiri gerabak kereta api. Lalu ketika
kereta api berhenti, masuklah seorang lelaki dengan pakaian kebesaran
dengan dikawal oleh beberapa orang memeriksa bangku kereta api satu
persatu. Betapa terkejutnya para penumpang ketika mendapati bahawa
orang itu adalah orang kenamaan yang khusus datang untuk menjemput
tetamu kehormatnya.
Namun, mereka lebih terkejut lagi ketika tahu bahawa tetamu kehormat
tersebut adalah pak tua yang duduk di akhir gerabak, yang awalnya
mereka tolak untuk duduk bersama mereka.
Seelah menghampiri pak tua, lelaki kenamaan itu terus memeluknya
erat-erat dan menyalaminya dengan hangat. Dia pun menawarkan agar pak
tua dijemput dengan kereta peribadinya untuk dihantar ke istana dan
mendapat jamuan spesial!!
Pak tua menerimanya dengan senang hati, namun dengan syarat keluarga
yang duduk bersamanya juga mendapat layanan yang sama. lelaki kenamaan
itu pun menerima permintaan pak tua dengan senang hati, dan saat
itulah para penumpang yang ada di gerabak tadi menyesal yang amat
sangat atas penolakan mereka.. mereka berharap andai saja mereka
membiarkan pak tua tersebut duduk bersama mereka dan menghentikan
sejenak kesibukan mereka untuk memberinya perhatian, atau meluangkan
sedikit waktu dan tempat agar pak tua tadi dapat duduk bersama mereka…
tapi sayang, semuanya telah terlambat dan perjalanan telah berakhir..
yang tersisa hanyalah penyesalan demi penyesalan.
_______________________________________________
Jadi, kalian pasti boleh meneka siapa pak tua tersebut?
Benar.. dialah AGAMA ISLAM.. yang selama ini kita hargai dan kita
hormati akan tetapi sering kali kita kesampingkan dalam hidup ini.
Ketika nilai-nilai agama hendak ditanamkan ke dalam diri anak-anak, kita
menolaknya dengan alasan: "Kan mereka masih kecil.. biarlah mereka
bebas bermain, bebas berpakaian, dan lain-lain.. belum saatnya mereka
disuruh menjadi orang ‘alim". Dan akhirnya masa kanak-kanak terlewatkan
begitu saja.
Kemudian ketika mereka beranjak dewasa kita pun menolaknya dengan
alasan: "Kasihan kalau remaja harus dikekang dengan aturan agama, tidak
boleh bebas bergaul dan berteman.. atau,, biarlah mereka menikmati
masa muda terlebih dahulu.. dan semisalnya", maka masa remaja itu pun
terlewatkan juga.
Kemudian ketika mereka telah beranjak dewasa dan mulai tersibukkan
dengan berbagai pekerjaan, lalu datang ‘tawaran’ untuk menerapkan agama
dalam kehidupan mereka, suara sumbang tersebut kembali terdengar..
"amboi, kami sekarang tengah sibuk mengurus perusahaan, projek, bisnes
dan lain2.. kami tidak ada waktu untuk mempelajari Islam dan
menerapkannya…nanti2lah".
Akhirnya umur pun berlalu dengan cepat tanpa mereka sedari dan
tibalah masing-masing di stesen akhir.. tempat mereka menuai hasil dari
yang selama ini mereka usahakan.. ajal mereka telah habis dan
kesempatan itu telah berlalu. Mereka hanya boleh menyesal dan menyesal
menyaksikan orang-orang yang selama ini mereka anggap ‘kolot’, ‘bajet
alim’ dan sebagainya yang menerapkan ajaran agama, mereka hanya boleh
iri hati menyaksikan besarnya penghargaan yang diberikan atas kesediaan
mereka untuk bersama pak tua (baca: Islam) ketika orang-orang
menolaknya.. dan ternyata itu semua membuahkan hasil yang tak diduga.
Kenikmatan selama perjalanan (baca : dunia) dan kebahagiaan di stesen
akhir tujuan (baca: akhirat)..
Demikianlah, semoga para pembaca terinspirasi dengan kisah pak tua ini.
Kamis, 28 November 2013
MOTIVASI HIDUP
PEMENANG KEHIDUPAN
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.
Senin, 25 November 2013
kata mutiara
(01) Tidak pernah terlambat untuk memulai kembali, tidak pernah terlambat untuk bahagia. -Jane Fonda, aktris.
(02) Begitu Anda tidak belajar, menurut saya, Anda mati. -Jack Nicholson, aktor.
(03) Kita semua memang diciptakan berbeda, namun jangan lupa, ketika meminta rahmat Tuhan, kita diciptakan setara. -Vladimir Putin, Presiden Rusia.
(02) Begitu Anda tidak belajar, menurut saya, Anda mati. -Jack Nicholson, aktor.
(03) Kita semua memang diciptakan berbeda, namun jangan lupa, ketika meminta rahmat Tuhan, kita diciptakan setara. -Vladimir Putin, Presiden Rusia.
Langganan:
Postingan (Atom)